My Gallery

Minggu, 14 September 2008

Pembagian parasit

Sejalan dengan pengertian hidup parasitis, sesungguhnya parasit itu meliputi semua golongan organisme, baik patogen maupun non patogen, yaitu : bakteri, virus, rickettsiales, cendawan, hewan-hewan uniseluler dan multiseluler. Parasit itu tidak memberi imbalan apapun, apalagi menguntungkan kepada inangnya. Dipandang dari aspek tempat berparasitnya, lama waktu berparasitnya, sifat parasitismenya, jumlah inang yang diperlukan dalam siklus hidupnya, serta efek perbuatan, maka sesungguhnya parasit itu bermacam-macam. Bertitik tolak dari aspek-aspek parasitismenya itulah makamanifestasi itu dapat dibagi sebagai berikut :

1. Berdasarkan cara pengambilahn makanan dari inang

a. Ektoparasit

Yaitu parasit yang hidup dalam permukaan luar tubuh inang, atau di dalam liang-liang di dalam kulit atau ruang telinga luar yang mempunyai hubungan dengan dunia luar.

Contoh : Lintah dan berbagai macam kutu seperti kutu anjing, kutu manusia, kutu kerbau, dan sebagainya.

Parasit-parasit tersebut mengambil makanan dari permukaan tubuh inang atau mereka hidup pada kulit inang sekaligus mengambil makanan dari tubuh inang mereka.

b. Endoparasit atau Ektoparasit

Yaitu parasit yang hidup dalam alat-alt tubuh (hati, paru, limpa, ginjal, otak) dan dalam sistem alimentaris, sistem sirkulasi, sistem pernapasan atau yang dalam rongga dada, rongga perut, persendian, dalam otot dan jaringan tubuh lainnya.

Contoh :

- Berbagai macam cacing hidupnya di dalam saluran pencernaan seperti Ascaris lumbricoides, ancylostoma duodenale, taenia solium dan sebagainya.

- Cacing tricinella (Tricinella spiralis) membuat cyste dan hidupnya di dalm otot-otot dari babi, tikus, kucing, anjing, beruang hitam dan juga dalam otot manusia.

- Jenis cacing yang hidup dalam jaringan darah sperti cacing filaris, juga protozoa yang terdapat di dalam sel-sel darah seperti plasmodium.

2. Berdasarkan lama waktu hidup parasitnya.

a. Parasit temporer atau parasit non periodis (non berkala) yaitu parasit yang mengunjungi inangnya pada waktu berselang, sehingga parasit-parasit tersebut tidak menetap pada inangnya. Istilah “non” disini harus dibedakan dengan istilah “tidak” . Tidak berkala atau tidak periodis itu berarti datangnya pada inang hanya pada saat lapar, saatnya sama sekali tidak tertentu. Non-berkala itu berarti saat-saat datangnya itu tertentu dalam ketidak tentuan. Arti temporer itu ialah bahwa sebagian besar waktu siklus hidupnyatidak berkontak dengan inang, dan umumnya kunjugan pada hospes pada saat untuk makan, adalah pendek saja. Parasit-parasit temporer itu semuanya adalah serangga, terutama insekta (contoh pinjal) dan Arahnida (contoh caplak)

b. Parasit stasioner

Yaitu parasit yang tinggal pada tubuh atau dalam tubuh inang untuk selama menyelesaikan sebagian kecil dari siklus hidupnya atau mungkin juga sebagian besar dari siklus hidupnya, atau bahkan menyelesaikan seluruh siklus hidupnya. Parasit-parasit yang termasuk golongan pertama disebut parasit stasioner berkala (stasioner periodis), sehingga parasit-parasit golongan kedua dan ketiga disebut parasit permanen.

3. Berdasarkan sifat keparasitannya

a. Parasit insidental

Yaitu parasit yang secara kebetulan atau sebagai suatu kecelakaan terdapat pada inang yang tidak wajar.

Contoh : cacing pita biji ketimun, Dipylidium canimun, sebagai cacing dewasa biasanya terdapat dalam inang anjing. Tetapi secara kebetulan terdapat pada manusia, terutama anak-anak.

b. Parasit eratika

Yaitu parasit yang berparasit pada inang yang wajar tetapi lokasinya (yaitu macam jaringan atau alat tubuh) yang tidak wajar atau tidak seperti yang biasanya. Contoh : Ascaris lumbricoides secara normal terdapat dalam usus dua belas jari manusia, karena sesuatu hal, misalnya karena kelaparan yang lama atau karena gerakan anti peristaltik dinding usus maka cacing bermigrasi ke saluran empedu, atau terdorong ke dalam lambung dan hidup sebagai parasit eratika di tempat tersebut.

c. Parasit Obligat

Yaitu parasit yang untuk kelangsungan hidupnya dan untuk kelansungan eksistensi jenisnya mutlak memerlukan adanya organisme lain sebagai inang. Semua organisme patogen baik bakteri, virus, richkettsiales, protozoa maupun metazoa adalah parasit obligat. Parasit obligat tidak mampu hidup tanpa bantuan makanan dari organisme lain jenis.

d. Parasit fakultatif

Yaitu parasit yang dalam keadaan normal hidup mandiri, tetapi karena sesuatu sebab terpaksa hidup sebagai parasit. Sifat hidup keparasitannya tidak mutlak, jadi parasitisme fakultatif bukan suatu keharusan. Contoh : lalat –lalat Sarchophaga, Chrysomya dan Caelophora dan lain-lain anggota suku Calliphorinae, baik larva, pupa dan dewasa secara normal hidup mandiri. Tetapi jika saat lalat betina akan bertelur dan lalat tersebut tidak menemukan kotoran yang dikehendaki, lalat betina yang sudah mendesak untuk meletakkan telurnya akan meletakan telur-telurnya pada luka, di sela-sela tracak (kaki hewan) dalam lubang telinga luar, dan sebagainya. Larva yang kemudian menetas “terpaksa” berparasit pada bagian-bagian tubuh hewan itu dan menyebabkan kondisi yang disebut “Myasis” atau belatung.

4. Berdasarkan kebutuhan jumlah individu inang dalam menyelesaikan siklus hidupnya

a. Parasit monoxen

Yaitu parasit yang hanya membutuhkan satu individu inang dalam menyelesaikan seluruh sikus hidupnya. Semula kutu yang hidupnya kosmopolitan seperti Pediculus humanus, Phthyrus pubis, Mllophagus ovinus dan lain-lain merupakan parasit monoxen. Kutu-kutu tersebut berparasit pada satu individu mulai sejak larva sampai dewasa.

b. Parasit heteroxen

Yaitu parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya melalmpaui stadium-stadium yang stiap stadium membutuhkan inang yang berlainan jenisnya satu dari yang lain dan biasanya jenis inangnya tertentu pula. Contoh : Paragonius westermani membutuhkan siput air tawar Melania sp sebagai inang intermediar. Sekaria yang kemudian keluar dari siput itu akan menjadi ksita jika ditelan oleh udang (Ascatus sp.) sebagai inang perantara kedua. Anjing atau manusia yang memakan udang tersebut secara mentah akan membantu cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa di dalam paru-paru.

c. Parasit polixen

Yaitu parasit yang memerlukan lebih dari satu individu inang, bahkan biasanya 5 – 8 inang tetapi semuanya dari satu jenis, jika dikaji kembali tentang pengertian inang perantara dan inang definitif parasit polixen itu satu jenis juga, tatapi berlainan individu. Contoh : semua jenis caplak lunak (argasidae) dan hampir seluruh caplak keras

d. Parasit diheteroxen

Yaitu parasit yang dalam siklus hidupnya memerlukan dua inang yang berbeda jenis. Contoh Fasiola gigantica, Taenia saginata, dan Taenia solium membutuhkan dua inang yang berbeda dalam siklus hidupnya.

5. Berdasarkan tingkat efek penularan atau infestasinya.

a. Parasit patogen

Yaitu parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada inangnya. Contohnya : Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropika, Lesmania donorami menyebabkan penyakit kala azar pada manusia.

b. Parasit non-patogen

Parasit non-patogen tidak identik dengan parasit tidak patogen. Parasit non patogen merupakan parasit yang terdapat di dalam tubuh inang tetapi tidak menimbulkan gangguan yang berarti. Contoh : Fasiola gigantea itu patogen terhadap sapi tetapi bersifat non-patogen terhadap kambing dan domba. Jadi penggolongan parasit menjadi patogen atau non-patogen itu lebih bertolak pada jenis inang . Perlu diingat bahwa jika kondisi yang bersangkutan menurun, karena makanan jelek atau tidak mencukupi, cuaca buruk dan sebagainya, maka parasit itu biasanya tergolong non-patogen dapat saja menjadi parasit patogen.

c. Parasit tidak patogen

Yaitu parasit yang secara normal tidak menyebabkan gejala penyakit akibat langsung dari parasit tersebut, kecuali apabila ada faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi sehingga parasit yang tidak patogen menjadi patogen.

Parasit dan parasitisme

Parasitologi ialah ilmu yang mempelajari tentang jasad-jasad yang hidup untuk sementara atau tetap, pada permukaan atau dalam jasad hidup lain dengan maksud untuk mengambil makanan, dan mempelajari hubungan antara jasad-jasad dengan hospesnya.

Definisi tentang parasit ada berbagai variasi, tidak ada definisi yang tepat butuh. Namun definisi yang paling umum dari parasit adalah suatu binatang atau tumbuhan yang hidup dari pemberian inangnya. Pengertian ini berarti bahwa parasit merugikan inangnya dalam berbagai hal, yaitu dapat menyebabkan inangnya sakit sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu juga dapat mengganggu proses metabolisme inangnya.

Definisi yang kedua, parasit suatu organisme yang tergantung pada inangnya perihal sintesis dari satu atau lebih zat-zat makanan esensial untuk keperluan metabolismenya. Sintesis zat-zat makanan memerlukan enzim-enzim. Atas dasar ini definisi parasit mencakup makhluk yang hidup bebas, tetapi tidak memiliki satu atau lebih enzim, oleh karena itu parasit tersebut berusaha untuk hidup pada atau di dalam makhluk hidup lainnya untuk memiliki enzim-enzim tersebut.

Pendapat lain, parasit adalah makhluk yang mengadakan invasi (oknumnya disebut invander), untuk mendapat makanan, tempat tinggal, perlindungan dan kesempatan terbaik di dalam inangnya. Parasitisme adalah hubungan yang majemuk antara parasit dengan satu atau lebih inang, dan lingkungan untuk kelangsungan hidupnya tumbuhan ini dapat berlangsung sementara atau permanen. Hubungan inang parasit dapat dikaji dari banyak pendekatan yang berbeda-beda. Ahli ilmu perilaku (“behaviourist”) mungkin tertarik pada cara parasit itu menyesuaikan diri kepada perilaku jenis inangnya agar dapat mempertahankan pegangannya untuk hidup. Atau sebaliknya mungkin mereka tertarik tentang cara parasit itu mengubah perilaku inang untuk memenuhi kebutuhannya. Ahli ilmu kekebalan mungkin tertarik pada keseimbangan rawan yang dicapai anatar banyak parasit dengan inangnya, perkembangan kekebalan penyakit parasit yang menguntungkan bagi inang, atau tanggapan hipersensitivitas yang dihasilkan oleh parasit. Ahli biokimia dan ahli ilmu faal mungkin tertarik pada fungsi hidup parasit, dan ahli patologi jelas tersangkut kepada parasit yang menyebabkan kerusakan jaringan dan nekrosis.